Menemanimu sejauh kemarin bukanlah tanpa alasan. Aku menaruh banyak harapan dan rasa percaya padamu, itulah yang menjadi sebab dań alasanku memilih untuk tetap bertahan sejauh itu, meskipun dihadapkan dengan berbagai macam drama pada cerita kita kemarin.
Aku selalu berusaha menjadi yang terbaik untukmu, menjadi orang yang bisa selalu sabar menghadapi sikapnmu, meski terkadang aku juga suka mengeluh pada diriku sendiri karena kurang mampu mengontrol emosiku ketika aku merasa kamu mengabaikan segala yang kuberikan.
Aku sempat berpikir bahwa di balik ketulusan yang kuberikan untukmu kemarin, itu sudah cukup untuk menjadi orang yang bisa kamu lihat sebagaimana aku melihatmu. Tapi ternyata itu semua belum cukup untuk bisa mendapatkan perlakuan yang sama darimu.
Maaf jika kata-kataku ini meriyakiti hatimu. Terkadang aku merasa seperti menjadi orang yang tidak pernah dimiliki olehmu di saat kita masih bersama. Aku menyediakan banyak ruang dan waktu untukmu, dengan harapan kamu percaya bahwa aku adalah orang yang bisa kamu andalkan dalam segala hal di kehidupanmu. Tapi ternyata aku harus selalu berusaha mati-matian dulu untuk bisa diakui sebagai orang yang bisa kamu andalkan, baik saat senangnya kamu maupun saat sedang hancurnya kamu.
Aku menunggu lama dan selalu ingin merasa dibutuhkan olehmu, namun kebanyakan momen yang aku dapatkan darimu kemarin adalah momen di mana kita harus bertengkar lebih dulu, dan di saat itu kamu baru menoleh ke arahku. Tidak jarang bukan penjelasan yang aku dapatkan darimu untuk meyakinkanku, justru amarah yang aku terima darimu. Jika kamu bertanya apakah aku lelah? Tentul Tapi aku jauh lebih lelah ketika melihat kamu melakukan semua hal sendirian tanpa melibatkanku.
Saat bersamamu kemarin, hari-hariku selalu aku usahakan untuk bisa terus tersenyum di hadapanmu, meski banyak sakit dan kecewa yang kurasakan, karena aku tidak ingin sampai kamu bertanya; apakah senyumku untukmu ini terpaksa atau tidak?
Aku selalu menutupi segala kemungkinan yang membuatku sakit dan kecewa di hadapanmu, dengan tujuan agar hubungan kita tetap baik-baik saja. Biarlah aku yang menelan semua pahitnya, asalkan kamu tetap bisa tersenyum lepas tanpa syarat kepadaku.
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi esok, entah aku masih bisa terlihat baik-baik saja, atau justru akan kutumpahkan semua tangisanku yang begitu deras menghujani perjalanan hidupku ini. Tapi yang kutahu, aku selalu berusaha kuat untuk tidak menyerah begitu saja.
Aku selalu belajar untuk memahami bahwa persoalan kehilanganmu kemarin bukanlah akhir dari segalanya untuk kita tetap saling mengenal. Aku tidak ingin ada permusuhan apalagi dendam yang mendalam di antara kita, karena kita pernah saling mengasihi dan mengusahakan. Aku hanya ingin kita bisa sama-sama berdamai dengan keadaan, dengan apa yang pernah kita berikan, yang kita tangisi bersama, dan semua hal tentang kita yang pada akhirnya lepas dari genggaman kita.
Jika suatu hari nanti waktu kembali mempertemukan kita, entah pertemuan itu membawa kita untuk kembali bersama ataupun hanya sekedar saling menyapa saat kita berjumpa, aku akan
sangat senang menyambutnya. Semoga kita bisa bertemu dengan versi terbaik dari diri kita masing-masing, ya. :)