Rabu, 17 Mei 2017

Surat Untuk TUHAN

Ini suratKu Tuhan...

Bukan keluhan, bukan pula kekesalan...
Ini dari asa ku yang kian merapuh...
Acapkali impian cinta hanya di persimpangan...

Ini suratKu Tuhan...

Tanya yang belum terjawabkan...
Seri yang tak lagi rupawan...
Janji hanya tinggal kelukaan...

Berilah aku petunjuk walau dalam diam.
Jalan yang beronak asalkan tak melupakan.
Dekap dadaku yang selalu dalam ke bimbangan.
Hapus air mata ku di sepertiga malam.

TAK ADA JAWABAN, TAK ADA PULA KEPASTIAN

Sudah cukup lelah diri ini menjalani setiap luka yang terlewati...

Sembuh memang...

Namun bekas luka yang ada semakin banyak, dan bagaimana jika terluka lagi di tempat yang sama?
Bukankah akan semakin parah luka yang tercipta?

Dan akhirnya aku sedikit mengerti yang dapat membuat kuat bukanlah dengan mendapat rasa sakit terus menerus, justru itu akan membuat hatimu beku dan membuatmu luka sepanjang waktu...

Seiring berjalannya waktu tanpa aku rasa semuanya telah berlalu begitu cepat.
Hal yang sangat berarti adalah waktu dimana kamu pertama kalinya singgah di hatiku...

Alangkah indahnya, bahkan lebih indah dari segalanya...

KITA YANG BERHARAP PADA WAKTU

Mengapa harus diam.
Dan berharap pada waktunya,
Semua akan baik - baik saja.
Sedang waktu,
Seperti lelah menunggu.

Tidakkah Kau tahu.
Bahwa cinta tak menanyakan,
Bagaimana bisa seperti ini?
Atau bagaimana dulu terjadi?

Namun Cinta,
Hanya ingin merasakan.
Arti sebuah kebahagiaan
Untuk Ku...
Juga Kamu...