Minggu, 01 Juni 2025

"Tak Mungkin Menikah, tapi Tak Ingin Pisah: Kita Sayang, Tapi Dunia Tidak Mengizinkan.

Mencintai seseorang yang rasanya begitu benar,

tapi dunia bilang:

"Maaf, kalian tidak bisa bersama."

Bukan karena cinta itu kurang.

Bukan karena tidak saling ingin.

Tapi karena kenyataan lebih keras daripada apa yang kita rasa.

Dan di situlah...

kita diam-diam bertahan - meski tahu ujungnya hanya luka.

Kenapa Tetap Bertahan?

Karena ada yang lebih menakutkan daripada tidak menikah:

Kehilangan orang yang membuatmu merasa hidup.

Dan meski tahu...

"Ini tidak akan pernah jadi rumah,"

Tapi masih terus tinggal di sana

karena setidaknya... itu masih hangat.


“Bukan apa-apa, yang penting bersama.”

Tapi di balik itu...

ada pertanyaan yang terus mematahkan pelan-pelan:

"Sampai kapan aku bisa bertahan di antara sayang dan sadar bahwa ini tidak akan pernah jadi nyata?"

Apa yang Membuat Kita Tidak Bisa Menikah?

Terlalu banyak doa yang tidak pernah bisa dipersatukan.

Dan hanya bisa saling genggam

tapi tidak pernah bisa saling ikat.

Sudah ada orang lain.

Satu diantara sudah punya janji yang lain.

Dan meski hatimu miliknya,

tubuh dan nama kalian... bukan milik satu sama lain.

Keluarga, budaya, dunia yang lebih besar dari kita berdua.

Cinta kita mungkin kuat,

tapi tidak cukup untuk melawan semua restu yang tak pernah datang.

Ambisi hidup yang tidak pernah sejalan.

Aku ingin langit, kamu ingin tanah.

Kamu ingin rumah, dia ingin jalan yang panjang.

Dan kita tahu: kita tidak akan pernah bisa berdiri di tempat yang sama.

Kenapa Masih Bertahan?

Karena dia sudah jadi rumah hatiku. 

Karena meski tak pernah diucapkan,

dia yang paling tahu bagaimana caramu merasa.

Karena saat berdua,

semua luka dunia seperti hilang.

Tapi saat bicara soal masa depan..

semuanya jadi sunyi.

Dan aku sadar...

"Mungkin ini tidak akan pernah jadi apa-apa sanggup melepasnya." tapi aku belum. 

Apa yang Harus di Lakukan?

Berhenti Berpura-Pura "Suatu Hari Bisa" Berhenti bohongi dirimu.

Kadang, yang paling menyakitkan bukan kata "tidak bisa," tapi harapan kosong yang ditanam sendiri. 

"Kalau aku terus di sini... hatiku akan terus menunggu yang tidak pernah datang."

Pilih: Bertahan dengan Kesadaran atau Berani Melepas Kalau memutuskan bertahan, berhentilah menuntut. 

Terima saja bahwa ini hanya untuk hari ini bukan selamanya.

Kalau kamu tidak mampu hidup tanpa harapan, maka kecewa.

Karena yang lebih menakutkan dari perpisahan adalah :

Cinta yang terus hidup, tapi tidak pernah benar-benar tumbuh.

Jangan Hapus Kenangan - Tapi Juga Jangan Jadi Tahanan Kamu boleh menangis,

kamu boleh mengingat semua detik yang pernah bikin kamu lupa dunia.

Tapi jangan biarkan kenangan itu membuatmu terus menunggu

padahal dia sendiri tidak bisa menunggu bersamamu.

Dan Terakhir...

Tanyakan pada dirimu:

"Kalau aku berhenti sekarang... apa yang masih tersisa?"

Apakah hanya luka?

Atau justru... ada ruang kosong yang akhirnya bisa ku isi lagi

dengan orang yang benar-benar bisa memilihku sepenuh hati?

Karena kadang...

yang aku pertahankan bukan dia,

tapi rasa takut untuk sendiri.

Dan itu bukan cinta itu penjara.

Untuk yang Sedang Bertahan di Antara 'Kita' dan 'Tidak

Pernah Jadi. 

Kamu hanya terlalu sayang pada orang yang tidak pernah bisa jadi rumah.

Dan itu tidak pernah mudah.

"Jangan pernah merasa bersalah karena ingin dilepas, karena di balik itu, ada dirimu yang lebih pantas bahagia... daripada hanya sekadar jadi 'yang disayangi, tapi tidak pernah dipilih."

bersandar pada orang yang aku tahu...

tidak akan pernah benar-benar jadi milikku?

karena di dunia ini,

yang paling menyakitkan tapi ditinggalkan...

tapi ditahan di antara cinta dan realita -

yang tak pernah bisa dipertemukan..