Ada orang mencintaimu seperti petir:
bikin langit terang hanya sebentar...
tapi meninggalkanmu dalam gelap yang lebih pekat dari sebelumnya.
Di awal dia bikin mabuk perhatian:
Pagi disapa, siang dicari, malam dijemput.
Bahkan hal konyol kayak "udah makan belum?" terasa kayak proposal nikah.
Tapi lalu..., sunyi.
Chat dibaca tapi gak dibalas.
Panggilan cuma nyambung ke nada tunggu.
Dan yang lebih menyakitkan dari ditinggalkan adalah...
menyadari bahwa semua itu cuma fase euforia dia.
"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik bagi keluarganya, dan aku adalah yang terbaik bagi keluargaku"
Maknanya, cinta yang baik itu bukan yang meledak-ledak lalu hilang,
tapi yang konsisten menjaga walau tanpa drama. Bukan hanya hangat di awal, tapi tetap ada ketika bosan datang.
"Jangan mencintai seseorang secara berlebihan, boleh jadi suatu hari la menjadi orang yang kamu benci. Dan jangan membenci seseorang secara berlebihan, boleh jadi suatu hari ia menjadi orang yang kamu cintai."
Artinya, cinta yang sehat selalu punya kendali.
Kalau di awal terlalu berlebihan (ugal-ugalan), seringkali itu bukan tanda ketulusan, tapi tanda kehilangan keseimbangan. Cinta yang meledak terlalu cepat biasanya mati lebih cepat pula.
Bukan slahmu kalau dia pergi.
Tapi akan salah kalau kamu percaya bahwa cinta yang sehat harus selalu seseru badai.
Kadang yang datang pelan,, justruu yang paling lama bertahan.
Kekuatan cinta bukan pada yang paling cepat mengungkapkan tapi pada siapa yang paling lama bertahan menemaninya.
Ditinggalkan direruntuhan rasa yang dia bangun terburu - buru.