Hai.., aku ingin menyapamu kembali tetap dalam rasa yang sama, rasa yang semakin hari tak kunjung memudar malah ia makin berdebar-debar syahdu di kalbu. Bagaimana kabarmu di sana? Semoga sang pencipta selalu memberikan kabar baik tentangmu, taukah kau? sebenarnya ingin ku tanyakan langsung padamu meski hanya sekadar perihal kabarmu tanpa harus melalui bait-bait kata yang ku rangkai dengan keybord ini, tapi setiap ku ingin memulainya aku penuh kegelisahan serta keraguan karena aku hanya seorang perempuan yang tak lebih sebagai sahabatmu, aku takut saat rangkaian kata ku menyapa malammu akan menyisakan tanya dalam benakmu tentang sikap perhatianku ini, begitulah mengapa sampai saat ini aku tak berani menyapamu terlebih dahulu karena aku hanya ingin menjadi perempuan sebagaimana mestinya, yang katanya hakikat seorang perempuan sebatas menunggu dan menunggu. Memang selalu ku katakan bahwa rasa ini menyiksa kalbuku merasakan sendiri dan tak ada satupun yang peka dengan rasaku ini bahkan kamu sendiri seakan kura-kura dalam perahu, entahlah aku merasakan ada hal yang berbeda di antara kita, mungkin karena malam lalu hingga detik ini kamu mulai memahami tentang rasa yang tengah aku rasakan lalu kau menciptakan jarak yang amat jauh di antara kita, benarkah itu? Mungkin kamu takut jika rasaku semakin dalam jika kau selalu menyapa malamku seperti dahulu kala, jika iya katakan saja, agar aku tak tertatih sendiri dengan harapan yang kurasa itu konyol, hal yang hanya bulshit ku kira. Jangan ciptakan jarak diantara kita jika niatmu hanya ingin membunuh rasaku ini karena itu takkan segampang membalikkan tangan, malah kamu berhasil menyisakan rasa rindu di kalbuku. Jangan begitu, kurasa caramu salah, begini sajalah agar tak ada hati yang kamu lukai, ajari saja aku untuk melupakanmu, itu saja..!!
=============