Hari-hariku terbiasa denganmu.
Mendengar ucapan pagi darimu.
Mendengar ucapan selamat malam darimu.
Bertanya perihal hari ini-pun menjadi kebiasaan kita berdua...
Aku yang terbiasa,
Selalu mengingatkan kamu akan segala hal.
Kamu yang terbiasa,
Menyemangati aku akan segala hal.
Hingga kita sama sama saling mengetahui
Baik-buruknya diri kita masing masing.
Diawal,
Setiap aku egois, kamu selalu mengalah, berusaha membiarkan aku senang.
Diawal,
setiap kita bertengkar, kamu selalu menjadi yang paling sabar untuk meredam segala emosiku...
Diawal, kita kita sama-sama saling berjuang,
Berjuang untuk selalu bersama,
Berjuang untuk saling mengerti.
Hingga tiba satu waktu,
Dimana kita di hadapkan oleh keadaan
Yang membuat kita merasakan lelahnya,
Yang membuat kita menjadi berjarak,
Yang membuat kita ingin menyerah.
Aku tetap berjuang,
Namun inginmu adalah melepaskan.
Aku tetap bertahan,
Namun inginmu adalah meninggalkan.
Kamu yang tak pernah ingin lagi untuk
Mencoba mengingat bagaimana susahnya
Dulu kita untuk bersama...
Yang kini dengan mudahnya kamu
Melupakan semua kenangan itu.
Lalu bertanya padaku, apakah aku siap untuk kembali asing?!
Tidak..!!
Aku tidak akan pernah siap.
Aku tidak akan pernah sanggup.
Aku tidak akan pernah rela.
Sebab kamu sangat berarti untukku.
Meskipun harus kembali mengulang, ataupun jika diberi kesempatan,
Aku akan lakukan sebaik-baik nya
Untuk mengembalikan keadaan kita yang dulu...
Sehingga perihal melepaskanmu saat ini,
Aku tak akan pernah siap.
Aku tak akan pernah mengiklaskannya.
Karena kamu, bagiku adalah segalanya.
Tanpa kamu, tak akan pernah sama.
Tanpa kamu, tak akan ada yang bisa menggantikan.